Rabu, 11 April 2012

ayat-ayat tentang objek pendidikan

                                  
TUGAS
MAKALAH
HADIS TARBAWI
AYAT-AYAT TENTANG OBJEK PENDIDIKAN
                                                                                                                           



KELOMPOK IV :
 Ervira
Irfan
                                                             Riani        

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMJANWADI PANCOR
 LOMBOK TIMUR
                                    TAHUN AJARAN 2011-2012        

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirroham....

Puji syukur kami kami panjatkan kehadiran Alloh SWT. Karena dengan rahmat dan ridhoya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ayat- Ayat Tentang Objek Pendidikan “  dengan baik.dengan kehadiran makalah kami ini pastinya tidak lepas dari kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengaharapkan bimbingan serta  kritik dan saran  yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaan bagi kami khususnya, dan bagi mahasiswa-mahasiswi iaih PANCOR.













DAFTAR ISI


            HALAMAN JUDUL       ...........................................................................    I                    
KATA PENGANTAR    ............................................................................    II
DAFTAR ISI                  ...........................................................................   III
BAB 1 PENDAHULUAN           ..............................................................     1
A.      Latar belakang....................................................................     1
BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................     2
Tafsir Ayat-ayat tentang Obyek Pendidikan..............................     2
Kandungan surat At-Tahrim Ayat 6..........................................      3
Tafsiran surat at-taubah ayat 122............................................      5
Tafsir surat an-nisa ayat 170....................................................     6
BAB 3 PENUTUP         .........................................................................    6
KESIMPULAN           ........................................................................    6
DAFTAR PISTAKA       ........................................................................      8         




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Indonesia merupakan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai penduduk utama dalam pembangunan. Untuk memahami sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, hal ini sesuai dengan uu no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk katakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
            Sehingga dalam kajian ini objek pendidikan yang dimaksud bisa dikatakankan sebagai sarana untuk mengembangkan atau mendidik karakteristik bangsa baik objek pendidikan yang formal maupun non formal












BAB II
PEMBAHASAN
Tafsir Ayat-Ayat Tentang Objek Pendidikan
Ayat-ayat tentang objek pendidikan dapat ditemukan di beberapa ayat berikut ini: At-Tahrim: 6, Asy-Syu’ara: 214, At-Taubah: 122, An-Nisa’: 170. ayat-ayat ini secara seimbang berada di surat Makkiyah dan Madaniyah. - Ayat-ayat Makkiyah dalam ruang lingkup keluarga dan kerabat, sedangkan yang spesifik dan umum berada di ayat Madaniyah. - Definisi Objek ( peserta didik): peserta didik bersifat umum lintas usia, agama, jenis kelamin,status sosial, budaya dsb karena ajaran Islam berlaku untuk semua manusia tanpa terkecuali (An-Nahl: 125, Shad: 87) - Klasifikasi peserta didik sangat terkait dengan lembaga pendidikan yang ada, baik yang informal, formal dan nonformal. - At-Tahrim: 6: Keluarga sebagai objek pendidikan pertama dan utama. Kata ’Ahl’ berarti keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak-anak. - Asy-Syu’ara: 214: Keluarga besar termasuk di dalamnya kerabat yang diistilahkan dengan ’Asyirah’. - At-Taubah: 122: komunitas formal yang melakukan pengkajian ilmu secara intens yang diistilahkan dengan terminologi ’tha’ifah’( sekelompok kecil dari masyarakat). Dapat dikatakan inilah peserta didik formal yang secara spesifik memiliki tanggung jawab ilmiyah dan moral untuk memberi pengajaran kepada masyarakatnya. - An-Nisa’: 170: seluruh masyarakat secara umum. - Etika dan sifat peserta didik (potensi positif dan negatif),
 Keragaman jenis peserta didik menuntut adanya lembaga pendidikan yang berbeda juga. - Subjek keluarga bentuk lembaga pendidikannya adalah pendidikan informal - Masyrakat bentuk lembaga pendidikannya adalah pendidikan nonformal - Sedangkan pendidikan formal dapat ditemukan secara implisit dalam surat At-Taubah: 122 yang disebutkan dengan istilah ’tha’ifah’ (kelompok kecil yang memiliki kemampuan untuk mengemban amanah ilmiyah dengan konsekuensi dan tanggung jawab menyebarkannya kepada orang lain). - Pendidikan berlangsung dari lahir hingga ke liang lahat.


kandungan Surah At Tahrim Ayat 6


artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Tafsir Ibnu Katsir
Mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala,  قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا  “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”, Mujahid (Sufyan As-Sauri mengatakan, “Apabila datang kepadamu suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah cukup bagimu”) mengatakan : “Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”. Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni, hendaklah engkau menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka dalam menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegahlah mereka.”
Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.
Tafsir dari Departemen Agama Pemerintah Indonesia
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT.
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya (Q.S Taha: 132).
Dijelaskan pula dengan firman-Ny artinya ; Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S Asy Syu’ara’: 214).
Dari uraian diatas, dapat kita ambil poin-poin penting yang dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
1.       Niat yang lurus, semata-mata demi meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala, melaksanakan syari’ah islam dan melaksanakan da’wah.
2.       Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
3.       Bekal ‘ilmu adalah yang utama
4.      Taqwa adalah kunci dalam memelihara diri kita sendiri dan keluarga kita dari api  neraka.
5.      Proses pembinaan selanjutnya dimulai dari orang-orang dekat, dimulai dari keluarga    sampai teman-teman dekat.
6.      Kesabaran memegang peranan penting







Tafsir Surat  At-Taubah Ayat 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ 
Artinya          :


       Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.
      Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Menurut pengertian tersebut kewajiban menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh aspek dan mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan norma-norma segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban adalah wajib pula hukumnya. 
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 170






Q.S.Al-Nisa:170
Terjemahannya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad)itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.” (An-Nisa’ 170).
             Tafsiran Ayat Berdasarkan terjemahan surat di atas dapat penulis pahami bahwa Allah SWT memerintahkan seluruh manusia agar beriman kepada hamba-Nya dan rasul-Nya, Muhammad SAW dan Allah SWT menyebutkan sebab diharuskannya beriman kepadanya dan manfaat dari beriman kepadanya, serta kemuharatan yang akan didapatkan dengan tidak beriman kepadanya Adapun sebab yang mengharuskan untuk beriman adalah, kabar Allah bahwa ia datang kepada mereka dengan membawa kebenaran.
Artinya, kedatangan berupa syariat itu sendiri adalah suatu kebenaran dan apa yang di bawanya berupa syariat adalah kebenaran. Seorang yang berakal akan mengetahui bahwa tetapnya orang dalam kejahilan mereka bingung dalam kekufuran mereka dan terus didera kebimbangan. Dan risalah telah terputus dari mereka dan tidak sesuai dengan hikmah Allah dan     rahmatnya
Di antara hikmah dan rahmat-Nya yang agung mengutus Rasul kepada mereka sendiri agar mengajarkan kepada mereka petunjuk dari kesesatan, dan menyimpang dari jalan lurus. Maka dengan hanya memandang pada kerasulannya itu adalah sebuha dalil yang kuat akan kebenaran-kenabiannya.
Demikain juga memperhatikan apa yang di bawa olehnya syariat yang agung dan jalan yang lurus. Di sana terdapat berita-bertia tentang hal-hal ghaib yang telah lampau dan yang akan datang dan kabar tentang Allah dari Hari Akhir yang tidak mungkin diketahui kecuali dengan wahyu      maupun           kerasulan.
         Juga terdapat perintah kepada segala kebaikan, keshalihan, kematangan, keadilan, berbuat baik, kejujuran, berbakti, silaturrahim dan akhlak yang terpuji, dan juga berupa larangan dari kejahatan, kerusakan, kezhaliman, melampau batas, akhlak yang jelek, berdusta dan durhaka, yang secara pasti dan sangat menyakinkan bahwa datangnya dari Allah dan setiap kali ilmu seseorang hamba bertambah karenanya, akan bertambah pula keimanan dan keyakinannya. Maka inilah sebab yang mendorong kepada keimanan.
          Adapun manfaat keimanan adalah Allah telah mengabarkan bahwa hal itu lebih baik “bagi kalian”, baik adalah lawan dari buruk. Maka iman lebih baik bagi kaum mukmin pada tubuh, hati, jiwa mereka, dunia dan akhirat mereka. Yang demikian itu karena pengaruh yang diakibatkan olehnya, berupa kemaslahatan maupun manfaat.
Setiap balasan yang segera atau tertunda, adalah buat dari keimanan. Kemenangan, petunjuk, ilmu, amal shalih, kebahagian, kesenangan dan surga dan apa yang terkandung di dalamnya berupa kenikmatan, semua itu adalah sebab dari Iman, sebagaimana kesengsaraan duniawi dan ukhrawi adalah karena tidak adanya keimanan atau kekurangan Iman.
           Sedang mudharat karena tidak beriman kepada beliau akan diketahui dari perkara jyang berlawanan dengan akibat dari beriman kepadanya, dan bahwa seorang hamba itu tidaklah   memudharatkan         kecuali            dirinya   sendiri.
Allah tidak membutuhkan dirinya, karena kemaksiatan seorang pelaku maksiat tidaklah akan memudharakanNya. Karena itulah Allah berfirman :
“karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah”. Maksudnya, seluruhnya adalah ciptaanNya, kerajaanNya dan di bawah pengaturan dan pengelolaanNya.
“Dan Allah Maha Mengetahui” akan segala sesuatu, “lagi maha bijaksana”dan dalam ciptaan dan perintahNya. Dia-lah Yang Maha Mengetahui orang yang berhak mendapatkan petunjuk dan kesesatan, Mahabijaksana dalam memberikan petunjuk dan kesesatan pada tempatnya masing-masing.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian tersebut kita dapat memahai kandungan atau tafsir dari surat-surat dan ayat-ayat yang telah diuraikan diatas yang dimana kandunganya mencangkup semua kajian tentang kajian objek pendidikan, dimana kita diperintahkan untuk mencari ilmu seluas-luasnya atau sebanyak mungkin.karena Setiap ilmu pengetahuan berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan kita dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik, Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.